MEMPELAJARI
BIOGRAFI SAHABAT NABI SAW
(40.
ABDURRAHMAN BIN AUF)
Judul: Biografi 60
sahabat Nabi
Penulis: Kahlid
Muhammad Khalid
Penerbit : Ummul Qura
Tahun terbit : 2012
Jumlah halaman: vii +
605 hlmn
ISBN :
978-602-98968-8-6
Satu diantara biografi 60 sahabat Nabi yang
diuraikan dalam buku ini adalah Abdurrahman
bin Auf. Sebelum menulisnya, saya berulangkali membacanya. Berdecak kagum dengan segala kehidupan para sahabat Rasul. Begitu indahnya akhlak yang dimiliki para sahabat Rasul.
Pada biografi Abdurrahman bin Auf, dituliskan kalimat ,” Apa yang Membuatmu
Menangis, wahai Abu Muhammad?”
Mengenal Andurrahman
bin Auf bisa diibaratkan menemukan
manusia ajaib yang sanggup menguasai watak dasar manusia dalam bidang
perdagangan dan ibadah pada Allah SWT.
Diceritakan suatu hari,
saat kota Madinah dalam suasana aman dan tenang, terlihat dari tempat
ketinggian debu tebal mengepul di udara.
Debu itu akan semakin tinggi
bergumpal-gumpalhingga menutupi angkasa. Angin yang bertiup menyebabkan
gumpalan debu dari pasir sahara yang lembut itu menghampiri pintu rumah
penduduk Madina dan berhembus dengan kuatnya di jalan-jalan.
Ada yang menyangka
badai pasir, tetapi dari balik tirai debu itu ada juga yang mendengar kabar
tentang kedatangan khafilah dagang Abdurrahman bin Auf. Hingga Ummul Mu’minin
Aisyah bertanya,:”Apakah yang terjadi di kota Madina?”
Ada yang
menjawab,”kafilah Abdurrahman bin Auf baru datang dari Syam membawa barang
dagangannya.”
“Jadi, mereka yang
menyebabkan guncangan ini?” Tanya Ummul Mukminin.
“Benar, wahai Ummul
Mukmini. Jumlahnya tujuh ratus kendaraan.”
Ummul Mukminin
menggeleng-gelengkan kepalanya. Pandangannya menerawang jauh seolah mengingat
peristiwa yang pernah dilihat atau ucapan yang pernah didengarnya.
Kemudian ia berkata,”
Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku melihat Abdurrahman bin Auf
masuk surga dengan merangkak’.
Sebelum tali pengikat
perniagaan yang dibawanya keMadinah dilepas, Abdurrahman bin Auf melangkahkan kaki ke rumah Aisyah
lalu berkata,” Engkau telah mengingatkanku pada suatu hadist yang tak pernah
kulupakan. Maka saksikanlah bahwa kafilah ini dengan semua muatannya beserta
kendaraan dan perlengkapannya, aku persembahkan di jalan Allah Azza Wa Jalla,”
tambahnya. Seluruh muatan tujuh ratus kendaraan ini dibagikan kepada seluruh
penduduk Madina dan sekitarnya sebagai perbuatan baik yang agung.
Hal ini, hanya satu
dari sekian banyak biografi sahabat Rasulullah. Abdurrahman bin Auf, seorang
saudagar sukses, lebih sukses dari kesuksesan yang pernah ada. Dia orang kaya
dengan kekayaan yang melimpah ruah, tetapi memanfaatkan kekayaannya agar
dirinya tidak tertinggal dari kafilah Iman dan pahala surga.
Bagaimana proses
keislaman orang besar ini? Dia adalah salah seorang dari delapan orang yang
lebih awal masuk Islam. Abu Bakar datang kepadanya menyampaikan Islam, termasuk
kepada Utsman bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidullah, dan
Sa’ad bin Abu Waqqash. Tidak ada persoalan yang tertutup bagi mereka, dan tidak
ada keraguan yang menjadi penghalang, bahkan mereka segera pergi bersama Abu
Bakar Ash-Shiddiq menemui Rasul SAW untuk menyatakan baiat dan memikul bendera
Islam.
Cepatnya masuk Islam
menyebabkan dirinya harus mengalami penganiayaan dan penindasan dari kaum
Quraisy. Ketika Nabi SAW memerintahkan para sahabat berhijrah ke Habasyah,
Abdurrahman bin Auf juga ikut berhijrah.Ia kemudian kembali ke Mekkah lalu
hijrah untuk kedua kalinya ke Habasyah, dilanjutkan ke Madinah. Ia juga ikut
bertempur dalam perang Badar, Uhud, dan perang lainnya.
Perniagaan bagi
Abdurrahman bin Auf bukan jenis perdagangan yang tercela maupun monopoli,
bahkan ia sendiri bukanlah orang loba yang suka mengumpulkan harta agar menjadi
orang kaya raya. Tujuannya berniaga sebagai amal dan kewajiban yang
keberhasilannya akan menambahkan kedekatan jiwa pada Allah dan berkorban di
jalanNya.
Faktor yang menambah
kejayaan dan keberkahan dalam niaga yang dilakukannya adalah laba yang
diperoleh bukan untuk Abdurrahman bin Auf sendiri, melainkan didalamnya
terdapat bagian-bagian Allah yang ia penuhi dengan baik. Ia mempergunakan hartanya
untuk memperkokoh hubungan kekeluargaan dan mengeratkan tali persaudaraan serta
menyediakan perlengkapan yang diperlukan tentara Islam.
Keuntungan dalam
perniagaan sangat besar hingga mencapai batas yang membuat dirinya sendiri
takjub dan heran, hingga ia berkata, “ sungguh, aku melihat diriku ini seandainya
mengangkat batu niscaya kutemukan emas dan perak di bawahnya.”
Tetapi sejak ia
mendengar nasihat Rasullah yaitu, “ Wahai Ibnu Auf, engkau termasuk golongan
orang kaya dan engkau akan masuk surge dengan merangkak. Karena itu
pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, agar Dia memudahkan langkamu.” Ini, ia menyediakan bagi Allah pinjaman yang
baik, Allah justru melipat gandakan kekayaannya hingga berlimpah. Pernah satu
hari ia menjual tanah seharga 40 ribu dinar, kemudian uang itu dibagikan untuk
semua keluarga dari Bani Zuhrah, untuk para istri Nabi dan kaum muslimin
miskin.
Menjelang wafat ia mewasiatkan
50 ribu dinar untuk diinfaqkan di jalan Allah. Juga mewasiatkan memberi
masing-masing 400 dinar untuk setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup,
hingga Utsman bin Affan juga mengambil bagian dari wasiat itu, meskipun
termasuk orang kaya. Ia berkata,” Harta Abdurrahman bin Auf halal lagi bersih, dan
memakan harta itu membawa keselamatan dan keberkahan.”
Ibnu Auf adalah seorang
yang mengendalikan hartanya, bukan sebaliknya. Sebagai bukti ia tak mau celaka
dengan mengumpulkannya dan tidak menyimpannya. Bahkan jika ia mengumpulkan,
tetap dengan merendahkan hati dan dari jalan yang halal. Kemudian harta itu
dinukmati bersama keluarga, kerabat, rekan atau masyarakat.
Hikmah yang dapat kita
pelajari dari sahabat Rasul ini, yaitu:
1.
Raih kesuksesan dunia untuk akhirat
2.
Jangan bakhil dengan harta
3.
Menginfaqkan harta di jalan Allah
sebagai sebaik-baik manusia.
4.
Mampu membentuk kepribadian yang zuhud.
5.
Seseorang yang kaya raya dalam Islam
adalah seseorang yang mampu mengangkat dirinya di atas kekayaan dengan segala
godaan dan penyesatan terhadap harta yang diusahakan.