Emang ada apa? galau?
Oh, no galau-galau ...
Oh, no galau-galau ...
Awalnya, dari kisah hari ini πππ
Masih pagi dan lebaran pertama, man-teman.
Setelah kunjung dan bersalaman dengan tetangga, kami sekeluarga cus ke rumah mertua. Rumah mertua indah, lumayan luas dan tempat berkumpul anak, istri, cucu, ipar dan sanak saudara. Yang jelas, yang bikin aku senang, di sana banyak banget makanan ala lebaran πππ
Nah...
Ngegass, kita berangkat.
Sepanjang perjalanan, pasti ada say hallo sama teman yang pernah kumpul dan kenal sedari kecil. Sesekali kami mampir bersalaman dan mencomot beberapa kue lebaran. Akar kelapa, wajik, bolu, beberapa plastik kecil ada di genggaman sang anak. Amplop gambar karakter juga terlihat di kantong baju mereka.
Haloo ... nanti, di rumah amplop-amplop mereka terkumpul banyak. Hasilnya? Dompet anak-anak lebih tebal dari dompet bapaknya. Hahaha ... Tradisi lebaran π
Alhamdulillah, akhirnya sampe juga di rumah mertua. Kami segera masuk berbarengan ke rumah mertua. Kebetulan aku barisan paling akhir. Mendekati pintu masuk, beberapa saudara menutup mulut sambil tertawa sambil melihat ke arahku.
Apanya yang lucu coba?
Biar sajalah mereka melihat aku, mungkin aku tergolong ganteng. Ngakak lagi lah ... hahaha.
Tengok kanan-kiri, nyatanya memang kami keluarga besar. Jika semua sudah berkumpul, rame banget. Penuh penghuni kursi, gelaran tikar, sampai teras rumah.
Setelah kunjung dan bersalaman dengan tetangga, kami sekeluarga cus ke rumah mertua. Rumah mertua indah, lumayan luas dan tempat berkumpul anak, istri, cucu, ipar dan sanak saudara. Yang jelas, yang bikin aku senang, di sana banyak banget makanan ala lebaran πππ
Nah...
Ngegass, kita berangkat.
Sepanjang perjalanan, pasti ada say hallo sama teman yang pernah kumpul dan kenal sedari kecil. Sesekali kami mampir bersalaman dan mencomot beberapa kue lebaran. Akar kelapa, wajik, bolu, beberapa plastik kecil ada di genggaman sang anak. Amplop gambar karakter juga terlihat di kantong baju mereka.
Haloo ... nanti, di rumah amplop-amplop mereka terkumpul banyak. Hasilnya? Dompet anak-anak lebih tebal dari dompet bapaknya. Hahaha ... Tradisi lebaran π
Alhamdulillah, akhirnya sampe juga di rumah mertua. Kami segera masuk berbarengan ke rumah mertua. Kebetulan aku barisan paling akhir. Mendekati pintu masuk, beberapa saudara menutup mulut sambil tertawa sambil melihat ke arahku.
Apanya yang lucu coba?
Biar sajalah mereka melihat aku, mungkin aku tergolong ganteng. Ngakak lagi lah ... hahaha.
Tengok kanan-kiri, nyatanya memang kami keluarga besar. Jika semua sudah berkumpul, rame banget. Penuh penghuni kursi, gelaran tikar, sampai teras rumah.
Kebetulan masih ada kursi kosong di pinggir jemdela.
"Wah ... kesempatan ni!" batinku.
Segera, aku mengambil langkah seribu sebelum keduluan yang lain.
Ternyata,
Ya Salamπ¨π¨π¨
Sekarang aku jadi 'ngeh' dengan apa yang di tertawakan para sodaraku tadi.
Baju lebaran yang kupake, ternyata... sama dengan horden jendela mertua.
Wadoohhh... kabuuurrr
ππππ
***
Tak lama, ada yang menepuk-nepuk pipiku.
"Mas ... mas, banguuunn!!"
Kaget, aku segera terduduk. Ternyata, aku mimpi π
Untunglah, bukan kejadian sebenarnya. Istriku tertawa sampai mengeluarkan air mata ketika tahu apa mimpiku.
***
Mudik
Mudik
Mudik....
Mumpung masih asyikπ
"Wah ... kesempatan ni!" batinku.
Segera, aku mengambil langkah seribu sebelum keduluan yang lain.
Ternyata,
Ya Salamπ¨π¨π¨
Sekarang aku jadi 'ngeh' dengan apa yang di tertawakan para sodaraku tadi.
Baju lebaran yang kupake, ternyata... sama dengan horden jendela mertua.
Wadoohhh... kabuuurrr
ππππ
***
Tak lama, ada yang menepuk-nepuk pipiku.
"Mas ... mas, banguuunn!!"
Kaget, aku segera terduduk. Ternyata, aku mimpi π
Untunglah, bukan kejadian sebenarnya. Istriku tertawa sampai mengeluarkan air mata ketika tahu apa mimpiku.
***
Mudik
Mudik
Mudik....
Mumpung masih asyikπ
Yang masih punya bapak ... yang masih punya ibu ... pulaaannggg ...